(Erabaru.or.id) Hampir sepanjang pengetahuan saya, kita telah diingatkan tentang perlunya menghindari sinar matahari berlebihan agar tidak memicu kanker kulit yang mematikan, khususnya bentuk yang dikenal sebagai malignant melanoma (tumor yang terbentuk dari sel pigmen melanin yang bersifat ganas/mematikan). Tetapi ketika ada bukti-bukti terkumpul bahwa sinar matahari juga terkait dengan penurunan resiko beberapa macam kanker internal lainnya termasuk kanker payudara, prostat, dan usus besar. Saya dan banyak orang telah berdebat bahwa karena kanker internal jauh lebih umum dari pada malignant melanoma, dengan mengamati secara keseluruhan resiko kanker, menjauhkan diri dari sinar matahari sangat mungkin merupakan hal yang lebih berbahaya daripada kebaikannya.
Johan Moan dan tim penelitinya telah mempublikasikan sebuah laporan singkat, yang isinya tentang memutus hubungan antara sinar matahari dan resiko kanker. Dalam analisis mereka, mereka membuat asumsi bahwa dengan menambah sentuhan sinar matahari akan menaikkan resiko malignant melanoma. Pada kenyataannya, sejumlah bukti justru menunjukkan bahwa sinar matahari bukanlah energi yang kuat dalam pengembangan melanoma seperti yang sering dikatakan itu. Akan tetapi biarlah kekeliruan itu berada di sisi keselamatan dan berjalan pada gagasan bahwa sinar matahari pasti dapat meningkatkan resiko melanoma.
Berlawanan dengan ini, sinar matahari mengurangi resiko beberapa kanker internal utama. Ini merupakan sebagian bukti dari fakta bahwa tingkat penyinaran yang lebih rendah, timbulnya kanker lebih rendah daripada tingkat penyinaran tinggi. Kita juga tahu sinar matahari meningkatkan produktivitas vitamin D dalam kulit dan nutrisi ini diketahui kaya mengandungi zat anti kanker. Segera setelah seluruh jenis penyakit kanker turut dipertimbangkan, data penelitian dalam the Proceedings of the National Academy of Sciences lantas mendukung gagasan yang menyatakan: ”Meningkatnya penyinaran matahari pada tubuh kita bisa jadi mendorong berkurangnya kecenderungan terkena penyakit kanker dan mungkin memberi lebih banyak dampak positifnya daripada dampak negatif pada kesehatan.”
Dalam laporan ini mengklaim bahwa Johan Moan telah memperhitungkan bahwa jika orang Norwegia melipat gandakan penyinaran matahari pada tubuh mereka, maka jumlah kematian per tahunnya akibat kanker kulit akan meningkat hingga 300 jiwa (ingat, hal itu jika kita mengasumsikan penyinaran matahari benar-benar menyebabkan melanoma), tetapi kematian tahunan akibat kanker lainnya akan turun hingga 3.000 jiwa. Dengan kata lain, gagasan bahwa ”Meningkatnya pencahayaan sinar matahari mungkin mendorong menghilangkan kecenderungan kanker dan mungkin lebih banyak memberikan dampak positifnya daripada sebaliknya pada kesehatan”, bagi saya terasa konservatif. Bahkan lebih konservatif lagi bila orang menganggap bahwa sinar matahari dan meningkatkan vitamin D tidak hanya dapat mengurangi resiko kanker secara umum, tetapi juga resiko beberapa kondisi lainnya, termasuk penyakit kardiovaskular.
0 koment:
Posting Komentar